Oleh : R. Bambang Aryan Soekisno
Disajikan pada Workshop Pembekalan PPL
pada Jurusan Pendidikan Matematika
UHAMKA JAKARTA
di Kampus Pasar Rebo Jakarta, 1 Juli 2012
Karakteristik matematika yang biasa kita ketahui adalah objek kajian yang abstrak (fakta, konsep, operasi dan relasi, prinsip), bertumpu pada kesepakatan, pola berpikir yang deduktif, konsistensi dalam sistemnya dan memperhatikan semesta pembicaraan.
Karakteristik Matematika di Sekolah
(1) Penyajian yang seperti apa ? (2) Pola Pikir, pola pikir untuk setiap jenjang pendidikan pastinya berbeda. Sehingga perlu penyesuaian terhadap pola pikir. (3) Keterbatasan semesta, dalam pembelajaran geometri di SMP tidak sama dengan geometri di SMA, pasti ada keterbatasan dalam proses pembelajaran. (3) Tingkat keabstrakan.
Lantas, Bagaimana Membelajarkan Matematika di Sekolah ?
(1) Membuat perencanaan pembelajaran (2) Melaksanakan pembelajaran mengacu pada RPP : (1) Kegiatan Pendahuluan (2) Kegiatan inti, materi, pendekatan, model, (3) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran (4) penilaian proses dan hasil belajar (5) kegiatan penutup.
Isu-isu perkembangan Pembelajaran Matematika
(1) Pembelajaran problem solving dengan berbagai pendekatan seperti problem posing atau strategi pemecahan masalah menurut polya yang tiada habisnya.
(2) pendekatan yang mengedepankan kontekstual dan realistik sebagai alternatif pembelajaran matematika di sekolah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, pemodelan matematika (mathematical modeling), kemampuan abstraksi, berpikir reflektif, self efficacy dan disposisi matematika.
(3) Pembelajaran yang mengorek kemampuan penalaran dan pembuktian matematis, kemampuan representatif, analogi dan generalisasi matematika, dan berpikir divergen, disposisi berpikir kritis dan kreatif matematis siswa melalui beberapa metode, seperti metode improve dan beberapa pendekatan, seperti pembelajaran berbasis masalah, investigasi, pembelajaran inquiri terbimbing, open ended dan pembelajaran ethomatematics.
(4) Pembelajaran matematika yang menggunakan elektronik sebagai base, di antaranya pengoptimalan kebergunaan komputer sebagai alat bantu belajar matematika melalui e-learning, atau penggunaan penerapan beberapa program pembelajaran mutakhir.
(5) Pembelajaran yang menggali dan mengembangkan kemampuan matematika lanjut melalui teori APOS (Action-Process-Object-Schema)
(6) Peningkatan kemampuan literasi matematik (salah satunya melalui pendekatan metaphorical thinking) sebagai wujud pencapaian base mathematical competency yang meliputi kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, dan pemodelan matematika.